Menurut
Amein Rais (2008) yg paling gawat adalah Mentalitas bangsa ini yg bermental
Inlander (inferior, pecundang, bodoh dsb), lalu bagaimana sih sikap kita, untuk
merubah ini.?
Karakter merupakan salah satu komponen dari kualitas Sumber daya manusia (SDM) yg bersifat non fisik, sementara dibandingkan dgn indikator kualitas SDM yg aspek karakter bersifat fisik seperti pertumbuhan dan kecerdasan.masih kurang mendapat perhatian.Indikator kualitas SDM non fisik seperti Kecerdasan emosional (EQ) baru mendapatkan perhatian.
Berkaitan dgn pentingnyua karakter bangsa, berbagai kajian menunjukan bahwa yg menentukan kemajuan suatu bangsa/negara terletak kepaada Karakteristik bangsanya.Seperti dikemukakan oleh Thurow (1992) Generasi penerus bangsa yg akan unggul dlm persaingan bebas adalah yg memiliki karakter yg berorientasi kpd Kebersamaan (commutarian capitalism), sementara Fukuyama (1995) menyatakan Generasi penerus bangsa yg akan unggul dlm era persaingan adalah yg memiliki Social capital yg tinggi, yaitu masyarakat yg memiliki kepercayaan yg tinggi (high trust society), baik kepercayaan horisontal maupun vertikal., sementara Friedman (1999) menyatakan bahwa generasi yg unggul adalah yg bercirikan karakter demokratis (free market demokracy).
Karakter yg berorientasi kebersamaan diantaranya adalah memilki loyalitas yg tinggi, sabar dlm mengerjakan hal2 detail, etos kerja tinggi, patuh pada budaya hirarki koorporasi, kerja tim yg solit, serta mampu menunda penghargaan dgn lebih berorientasi pada tujuan.
Ciri-ciri generasi dgn high trust soceity adalah ; kepercayaan yg tinggi baik secara vertikal (Rakyat-pemimpin) maupun horizontal (sesama masyarakat), tingkat konflik yg rendah, serta tingginya rasa kebersamaan.
Sedangkan karakter bangsa yg bercirikan karakter demokratis (free market democracy) bercirikan jujur, terbuka, sistem hukum yg baik dan masyarakat yg taat hukum, serta karakter orang yg berkepribadian sehat lainnya seperti rajin, menghormati hak orang lain, peduli sesama, bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri.
MEMBENTUK KARAKTER
Karakter individu merupakan hasil akumulasi dari proses pembelajaran (sosialisasi) pada masa-masa perkembangan, menurut teori psikoanalisis Erikson’ ,dua tahun pertama kehidupan seseorang individu merupakan masa fondasi penting penanaman konsep diri kepercayaan (trust vs mistrust.)
Perkembangan konsep diri ini sangat erat berkaitan dgn rasa aman yg dirasakan dan didapatkan seorang anak dari lingkungannya.Anak yg mendapatkan respon positif akan mengembangkan secure attahment, rasa percaya terhadap lingkungan, serta kepercayaan terhadap kemampuan diri, individu tersebut memiliki kecenderungan untuk memandang dunia dengan kacamata positif.
Rasa aman berkaitan dgn tingkat kelekatan personal (personal attachment) individu dgn pengasuh utamannya. lingkungan yg dibutuhkan dlm pengasuhan pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Lingkungan fisik berkaitan dgn ekonomi keluarga, yaitu kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan yg bergizi, tempat tinggal yg sehat, akses pendidikan & kesehatan, serta daya beli alat stimulasi perkembangan anak seperti permainan dan buku.Tidak kalah pentingnya lingkungan non fisik juga merupakan faktor laten penentuan perkembangan karakter individu (anak) adalah pengasuhan yg dilakukan orang tua.
Membangun karakter anak seperti yg digambarkan diatas membutuhkan waktu, tenaga, pikiran , perencanaan,, kesabaran , keikhlasan.Memberi rasa aman kpd anak, menebarkan rasa kasih sayang, peduli, saling berbagi, pemeliharaan ikatan dan solidaritas merupakan lingkungan yg harus diciptakan di keluarga sebagai institusi pertaama dan utama dlm kehidupan individu.
Perkembangan anak akan otimal manakala waktu puncak perkembangan terjadi, mendapat respon yg positif dan optimal Disini diperlukan peran penting pendidikan dikeluarga, semua berawal dari ini, baru kpd masyarakat/lingkungan, jika pola pendidikan/pengasuhan dikeluarga buruk akan berakibat kepada masyarakat/lingkungan serta negara/bangsa. Semoga ini bisa menjadi perhataian kita semua, betapa pentingnya pendidiakan di Keluarga dan di lingkungan sekolah.
Karakter merupakan salah satu komponen dari kualitas Sumber daya manusia (SDM) yg bersifat non fisik, sementara dibandingkan dgn indikator kualitas SDM yg aspek karakter bersifat fisik seperti pertumbuhan dan kecerdasan.masih kurang mendapat perhatian.Indikator kualitas SDM non fisik seperti Kecerdasan emosional (EQ) baru mendapatkan perhatian.
Berkaitan dgn pentingnyua karakter bangsa, berbagai kajian menunjukan bahwa yg menentukan kemajuan suatu bangsa/negara terletak kepaada Karakteristik bangsanya.Seperti dikemukakan oleh Thurow (1992) Generasi penerus bangsa yg akan unggul dlm persaingan bebas adalah yg memiliki karakter yg berorientasi kpd Kebersamaan (commutarian capitalism), sementara Fukuyama (1995) menyatakan Generasi penerus bangsa yg akan unggul dlm era persaingan adalah yg memiliki Social capital yg tinggi, yaitu masyarakat yg memiliki kepercayaan yg tinggi (high trust society), baik kepercayaan horisontal maupun vertikal., sementara Friedman (1999) menyatakan bahwa generasi yg unggul adalah yg bercirikan karakter demokratis (free market demokracy).
Karakter yg berorientasi kebersamaan diantaranya adalah memilki loyalitas yg tinggi, sabar dlm mengerjakan hal2 detail, etos kerja tinggi, patuh pada budaya hirarki koorporasi, kerja tim yg solit, serta mampu menunda penghargaan dgn lebih berorientasi pada tujuan.
Ciri-ciri generasi dgn high trust soceity adalah ; kepercayaan yg tinggi baik secara vertikal (Rakyat-pemimpin) maupun horizontal (sesama masyarakat), tingkat konflik yg rendah, serta tingginya rasa kebersamaan.
Sedangkan karakter bangsa yg bercirikan karakter demokratis (free market democracy) bercirikan jujur, terbuka, sistem hukum yg baik dan masyarakat yg taat hukum, serta karakter orang yg berkepribadian sehat lainnya seperti rajin, menghormati hak orang lain, peduli sesama, bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri.
MEMBENTUK KARAKTER
Karakter individu merupakan hasil akumulasi dari proses pembelajaran (sosialisasi) pada masa-masa perkembangan, menurut teori psikoanalisis Erikson’ ,dua tahun pertama kehidupan seseorang individu merupakan masa fondasi penting penanaman konsep diri kepercayaan (trust vs mistrust.)
Perkembangan konsep diri ini sangat erat berkaitan dgn rasa aman yg dirasakan dan didapatkan seorang anak dari lingkungannya.Anak yg mendapatkan respon positif akan mengembangkan secure attahment, rasa percaya terhadap lingkungan, serta kepercayaan terhadap kemampuan diri, individu tersebut memiliki kecenderungan untuk memandang dunia dengan kacamata positif.
Rasa aman berkaitan dgn tingkat kelekatan personal (personal attachment) individu dgn pengasuh utamannya. lingkungan yg dibutuhkan dlm pengasuhan pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Lingkungan fisik berkaitan dgn ekonomi keluarga, yaitu kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan yg bergizi, tempat tinggal yg sehat, akses pendidikan & kesehatan, serta daya beli alat stimulasi perkembangan anak seperti permainan dan buku.Tidak kalah pentingnya lingkungan non fisik juga merupakan faktor laten penentuan perkembangan karakter individu (anak) adalah pengasuhan yg dilakukan orang tua.
Membangun karakter anak seperti yg digambarkan diatas membutuhkan waktu, tenaga, pikiran , perencanaan,, kesabaran , keikhlasan.Memberi rasa aman kpd anak, menebarkan rasa kasih sayang, peduli, saling berbagi, pemeliharaan ikatan dan solidaritas merupakan lingkungan yg harus diciptakan di keluarga sebagai institusi pertaama dan utama dlm kehidupan individu.
Perkembangan anak akan otimal manakala waktu puncak perkembangan terjadi, mendapat respon yg positif dan optimal Disini diperlukan peran penting pendidikan dikeluarga, semua berawal dari ini, baru kpd masyarakat/lingkungan, jika pola pendidikan/pengasuhan dikeluarga buruk akan berakibat kepada masyarakat/lingkungan serta negara/bangsa. Semoga ini bisa menjadi perhataian kita semua, betapa pentingnya pendidiakan di Keluarga dan di lingkungan sekolah.